Laporan dari New York
Jakarta Bisa Kalahkan New York
New York, Jakarta bisa menjadi seperti New York. Ya, ini bukan mimpi dan bukan angan-angan belaka. Semua bisa menjadi kenyataan, tentunya dengan tekad kuat dan kerja keras.
Menengok New York, The Big Apple mungkin melihat Jakarta masa depan. Jakarta yang tertib lalu lintas dan transportasi publik yang nyaman. Juga minim kejahatan, karena 24 jam polisi berjaga di sudut kota.
Nah, cerita soal 'kebangkitan' New York dimulai pada 1993, saat Rudolph William Louis "Rudy" Giuliani terpilih menjadi wali kota. Dahulu, New York kental dengan nuansa kekerasan. Mafia dan prostitusi, juga narkoba hal yang biasa di pojok-pojok kota.
"Dulu Times Square itu, banyak pelaku pencopetan, prostitusi. Itu daerah rawan," terang Aziz, seorang WNI yang sudah 15-tahunan tinggal di New York saat menemani detikcom berkeliling, akhir September 2012 lalu.
Giuliani, dikenal sebagai pembersih kejahatan. Dia mengerahkan polisi dan
Foto: IndraSubagja/detikcom
jaksa menyikat habis mafia. Dia juga membersihkan daerah bronx dari kekerasan jalanan.
"Jadi di sini itu, Orang silakan berbuat apa saja, asal jangan berbuat kriminal. Memukul orang saja, langsung dipenjara," tambah Aziz.
Setelah 2 kali terpilih, Giuliani pada 2001 digantikan Michael Bloomberg. Berbeda dengan Giuliani yang berlatarbelakang jaksa, Bloomberg yang seorang pengusaha, menyulap New York menjadi lebih gemerlap.
Times Square kini menjadi pusat wisata. "Mau cari orang ngomong dengan bahasa apa, ada di sana," terang Marco seorang WNI yang sudah 13 tahun di New York.
Times Square hanya gambaran kecil saja yang diubah. Daerah rawan bagi orang New York kini menjadi pusat keramaian, bisa dilihat saat perayaan tahun baru. Jutaan manusia tumplek di Times Square.
Satu lagi, tepat di tengah Times Square, nangkring sebuah kantor polisi atau markas NYPD. Jadi dijamin aman.
Kemudian juga, transportasi publik. Jangan khawatir dengan kenyamanan. Subway dan bus tersedia 24 jam. Dengan ongkos US$ 2,5, Anda bisa menjelajahi kota.
Untuk bus, tiket metro card yang bisa diperoleh dari mesin penjual atau mini market itu hanya dipakai sekali jalan. Kalau untuk subway, bisa dipakai ke jurusan manapun, asalkan tidak keluar dari pintu yang membatasi kawasan stasiun dan luar. Tiket itu digunakan untuk sekali gesek, membuka pintu masuk ke stasiun.
Soal jalanan jangan ditanya, motor jarang di sini. Jalanan dipenuhi kendaraan pribadi dan taksi kuning khas New York. Kawasan pedestrian bagi pejalan kaki amat luas. Nyaman, nyaman sekali berjalan kaki di kota ini.
Nah, rambu-rambu lalu lintas pun sangat tegas mengatur. Hampir tak ada pengemudi yang berani melanggar. CCTV ada di mana-mana. Penyeberang jalan juga sangat dihormati.
Soal parkir jangan sembarangan. Memang tak ada tukang parkir di sini, tapi begitu parkir sembarangan, tahu-tahu petugas sudah datang menilang. Bahkan, tiba-tiba mobil diderek NYPD.
Jakarta bisa seperti New York, bahkan bisa mengalahkannya. Tentu dengan kerja keras dan kemauan, yang terpenting keberanian.
Sumber:detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar